Images

Parameter Pencemaran Udara - Oksidan

A. SIFAT FISIK DAN KIMIA

Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi. Oksidan adalah komponen atmosfir yang diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari mengoksidasikomponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar sekunderyang diproduksi karena interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar.

Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2. Polutan sekunder yang dihasilkan dari reaksi hidrokarbon dalam siklus ini adalah ozon dan peroksiasetilnitrat.
1)      OZON
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara Ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam metode-metode analitik.
2)      PEROKSIASETILNITRAT
Proses-proses fotokimia menghasilkan jenis-jenis pengoksidasi lain –selain ozon, termasuk peroksiasilinitrat yang mempunyai struktur sebagai berikut :
                                             O-R – C
                                                 0 0 N O 2
R = CH3 : peroksiasetilnitrat  ( PAN )
R = C2H5 : peroksipropionilnitrat ( PPN )
R = C6H5 : peroksibenzoilnitrat ( PBzN )
Meskipun untuk setiap jenis peroksiasetilnitrat sudah diberikan perhatian, data monitoring yang tersedia hanya untuk peroksiasetilnitrat. Peroksiasrtilnitrat mempunyai 2 ciri yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya peroksiasetilnitrat kadar rendah. Ciri pertama adalah absorpsi di daerah inframerah dan kemampuan dalam menangkap elektron. Ciri kedua digunakan sebagai dasar metoda pengukuran kadar peroksiasetilnitrat di udara secara khromatografi.
3)      OKSIDAN LAIN
Hidrogen peroksida telah diidentifikasi sebagai oksidan fotokimia yang potensial. Akan tetapi hidrogen peroksida ini merupakan senyawa yang sangat sulit dideteksi secara spesifik di udara. Oleh arena itu tidak mungkin memperkirakan dengan pasti bahwa hidrogen peroksida sebagai pencemar fotokimia udara.

B. SUMBER DAN DISTRIBUSI
Yang dimaksud dengan oksidan fotokimia meliputi Ozon, Nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN) karena lebih dari 90% total oksidan terdapat dalam bentuk ozon maka hasil monitoring udara ambien dinyatakan sebagai kadar ozon. Karena pengaruh pencemaran udara jenis oksidan cukup akut dan cepatnya perubahan pola pencemaran selama sehari dan dari suatu tempat ketempat lain, maka waktu dimana kadar Ozon paling tinggi secara umum ditentukan dalam pemantauan. Mencatat jumlah perjam per hari, perminggu, per musim atau per tahun selama kadar tertentu dilampaui juga merupakan cara yang berguna untuk melaporkan sejauh mana Ozon menjadi masalah.
Kadar ozon alami yang berubah-ubah sesuai dengan musim pertahunnya berkisar antara 10–100mg/m3 (0,005–0,05 ppm). Diwilayah pedesaan kadar ozon dapat menjadi tinggi karena adanya kiriman jarak jauh O3 dari udara yang berasal dari perkotaan. Didaerah perkotaan yang besar, tingkat ozon atau total oksidan maksimum 1 jam dapat berkisar dari 300–800 mg/m3 (0,15-0,40 ppm) atau lebih. 5–30% hasil pemantauan di beberapa kota besar didapatkan kadar oksida maksimum 1jam yang melampaui 200 mg/m3 (0,1 ppm).
Peroksiasetilnitrat umumnya terbentuk secara serentak bersama dengan ozon. Pengukuran kadar PAN di udara ambien yang telah dilakukan relatif sedikit, tetapi dari hasil pengukuran Pb dapat diamati perbandingan antara PAN dengan ozon antara 1:50 dan 1:100, dan variasi kadar kadang-kadang mengikuti ozon.

C. DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat mengganggu proses pernafasan normal, selain itu fotokimia juga dapat menyebabkan iritasi mata.Beberapa gejala yang dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan iritasi mata.

D. DAMPAK TERHADAP EKOSISTEM LINGKUNGAN
Dampak yang terjadi pada ekosistem adalah terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton. Woodwell (1970) merangkumkan pengaruh pencemar oksidan atmosfer terhadap ekosistem sebagai berikut ini :
a)      Menghilangnya spesies yang peka
b)      Pengurangan diversitas dan jumlah spesies
c)       Hilangnya tanaman overstorey tanaman kecil penyokong
d)      Penguragan bahan organik pada tanaman pangan yang menyebabkan berkurangnya zat-zat makanan didalam sistem tersebut
e)      Meningkatkan hama serangga dan beberapa penyakit.

E. DAMPAK TERHADAP TUMBUHAN DAN HEWAN
Dampak bagi hewan adalah dapat menyebabkan timbulnya kanker pada mata sapi karena Ozon (salah satu oksida) yang semakin tipis.
Bagi tumbuhan, dampak terhadap oksidan adalah dapat merusak tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

F. DAMPAK TERHADAP MATERIAL
Pada material, Ozon (salah satu senyawa oksidan) yang berlebih dapat meracuni air minum dan menimbulkan rasa pahit. BPOM telah menetapkan jumlah ozon dalam AMDK adalah sebesar maksimal 0,4 ppm.
Oksidan merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai oksidator. Oksidan diproduksi oleh proses fotokimia. Contoh-contoh dari oksidan antara lain ozon, peroksiasetilnitrat, dan oksida-oksida lain. Dampak dari adanya pencemaran udara oleh oksidan ini salah satunya adalah korosi karena sifatnya yang merupakan oksidator kuat.

G. PENGENDALIAN
Ø  PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi aktivitas yang dapat memicu terjadinya kerusakan lapisan ozon
Ø  PENANGGULANGAN
Penanggulangan dari pencemaran udara oleh oksidan dilakuakan dengan cara menentukan baku mutu untuk batas maksimum yang masih diperbolehkan bagi oksidan, agar tidak terlalu berpengaruh tehadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan material yang ada di bumi ini.

0 comments: